BEKASI, AFKNNEWS–Mengawasi aktivitas santri Nuu Waar selama 24 jam bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan tekad dan kesabaran untuk menjalaninya.

Itulah yang dilakukan Ustaz Imam Hairudin Laway (31 tahun). Lelaki asal Kaimana, Papua Barat ini sepanjang hari bertugas memantau aktivitas santri putra Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN).

Tugas Ustaz Imam dari sebelum Subuh hingga malam menjelang. Setiap pukul 03.30 pagi WIB, Ustaz Imam sigap membangunkan santri yang tengah terlelap tidur.

“Bangunkan santri shalat. Arahkan santri shalat. Suruh mandi,” kata Ustaz Imam, ditulis Kamis (22/8/2024).

Membangunkan santri bukanlah perkara mudah. Ada saja santri yang tetap atau bahkan kembali terlelap meski sudah dibangunkan.

“Toleransi hingga jam 4. Kalau belum bangun, hitung sampai 10, biasanya santri bangun,” ujar Ustaz Imam yang juga tengah mengikuti program Imam dan Khatib di Ponpes Nuu Waar AFKN.

Selepas shalat Subuh, Ustaz Imam kembali mengingatkan santri untuk bersih-bersih.

Santri Nuu Waar selepas melaksanakan shalat berjemaah di Masjid Pesantren.

“Mulai dari bersih-bersih asrama. Bersih halaman. Hingga bersih-bersih diri (mandi),” ujar Ustaz Imam.

Ustaz Imam bisa sedikit bernafas lega, ketika santri sudah masuk kelas untuk belajar bersama para guru. Kemudian, selesai shalat Zuhur berjemaah, santri makan siang dilanjutkan istirahat tidur.

“Jam 15 dibangunkan siap-siap shalat Ashar,” kata Ustaz Imam.

Tentunya suka duka dialami Ustaz Imam selama lebih dari tiga tahun bertugas mengawasi santri.

“Suka duka. Ya kadang anak bikin kesal jika dibangunkan. Karena ini tanggungjawab dan tugas saya jalani dengan suka cita,” kata Ustaz Imam.

Saat santri makan malam, Ustaz Imam juga turut mengawasi.

Suasana makan bersama santri Nuu Waar.

“Biasa waktu makan juga saya awasi. Waktu tidur jam 22.00. Tapi ada saja yang main-main. Bisa saya kasih ketegasan,” cerita Ustaz Imam.

Ketika antar santri terjadi konflik, maka Ustaz Imam yang menengahi. Tidak jarang santri diberi sanksi.

“Kalau ada yang berkelahi, kita suruh damai. Kalau tidak, dikasih hukuman. Biasa mereka saling bully, ledek-ledekan,” ungkap Ustsz Imam.

Dengan aturan yang tegas, lanjut Ustaz Imam, santri akan disiplin.

Ustaz Imam Hairudin Laway di ruang makan santri.

“24 jam saya bersama santri. Tidur di asrama bersama anak-anak santri. Supaya disiplin,” kata Ustaz Imam.

Menurut Ustaz Imam, meski santri Nuu Waar berasal dari berbagai suku, selama ini interaksi antar santri tidak terjadi kendala.

“Lucunya, karena santri asal Irian lebih banyak, jadi santri dari Jawa, Sumatera malah jadi ikut logat Irian,” kata Ustaz Imam sembari tersenyum.

Sembari mengawasi santri, Ustaz Imam mengikuti kelas Imam-Khatib. “Alhamdulillah, bisa pimpin shalat. Bisa khotbah. Juga mendapat pengalaman hidup,” ujar Ustaz Imam.

Selepas lulus, Ustaz Imam siap ditugaskan kemana saja oleh KH MZ Fadzlan R Garamatan, Pimpinan Ponpes Nuu Waar AFKN.

“Insyaallah siap di mana saja. Mau tetap di sini (Ponpes Nuu Waar) atau ditugaskan kembali ke Kaimana saya siap. Tergantung pimpinan,” kata Ustaz Imam.*