BEKASI, AFKNNEWS–Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) bersama Global Moeslim Charity (GMC) telah meluncurkan program bantuan pangan 1.000 ton ubi untuk Palestina, Senin (9/9/2024) lalu. Peluncuran digelar di Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bersamaan dengan upacara dukungan kemerdekaan penuh Palestina yang dihadiri sejumlah tokoh umat.

Kenapa memilih ubi untuk dikirim ke Palestina? Presiden AFKN, KH MZ Fadzlan R. Garamatan mengungkapkan alasannya.

Menurut Kiai Fadzlan, ubi adalah tanaman yang sangat familiar di Tanah Air. “Orang Indonesia banyak mengenal ubi. Banyak yang menanam ubi. Di desa, di kampung. Sehingga siapa saja bisa terlibat pada program ini. Dengan lahan 10 meter samping rumah bisa ditanam ubi,” ungkap Kiai Fadzlan baru-baru ini.

Kiai Fadzlan menjelaskan, ubi juga mudah ditanam dalam waktu relatif singkat. “Ubi ini panen lebih cepat dibanding dengan singkong. Ubi ini tiga bulan jadi. Tidak terlalu banyak proses. Sehingga infak sedekah para agniya di mana saja bisa langsung dirasakan manfaatnya,” jelas Kiai Fadzlan.

Kemudian, ubi juga bernilai gizi tinggi. Ubi memiliki nutrisi tinggi.

“Dia tidak mengandung diabet seperti kentang. Ubi ini walaupun manis zat gulanya hampir tidak ada. Punya zat karbohidrat yang tinggi,” ujar Kiai Fadzlan.

Pada program ini, lanjut Kiai Fadzlan, melibatkan petani di pedesaan. Untuk tahap awal, AFKN menanam ubi melibatkan 100 petani di Jawa Barat. Kemudian nanti bertambah hingga 300 petani.

“Saat ini sudah digarap oleh petani di Tasikmalaya. Nanti bertambah petani di Kuningan, Garut hingga Cirebon,” kata Kiai Fadzlan.

“Infak yang masuk punya manfaat ganda. Untuk pemberdayaan petani Indonesia, petani yang ada di desa. Potensi di desa. Kemudian hasil panen menjadi nilai tambah untuk dikirim kepada saudara mereka di Palestina,” lanjut Kiai Fadzlan

Setelah panen, ubi dikirim ke Ponpes Nuu Waar AFKN. Ubi dibersihkan terlebih dahulu. Dikemas agar tahan lama.

“Ubi akan divacum dan dimasak. Kemudian dimasukkan almunium foil agar tersimpan rapi dan awet. Jadi ketika ada tembakan, ada bom dia lari membawa makanan cadangan. Tidak perlu masak lagi,” jelas ulama asal Fakfak Papua Barat ini.

Ubi yang sudah dipanen dan dibersihkan sebagian diberikan pula untuk warga sekitar Ponpes Nuu Waar dan 2000 warga Bekasi.

Rencananya, awal Maret 2025 ubi sudah mulai dikirim ke Palestina melalui pelabuhan internasional Tanjung Priok Jakarta. Harapannya ubi yang ditanam warga Indonesia ini bisa dinikmati warga Palestina saat Ramadhan.

“Pengalaman dari mengirim beras 2000 ton ke Palestina membutuhkan waktu 11 sampai 12 hari dengan kapal laut sampai di sana,” ujar Kiai Fadzlan.

Kiai Fadzlan mengatakan, program ini sejatinya bukan program AFKN-GMC semata. Pengiriman ubi 1.000 ton disebut Kiai Fadzlan adalah program rakyat Indonesia. Siapa pun bisa terlibat dan berkontribusi.

Bagi masyarakat yang ingin berdonasi bisa melalui rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) atas nama Al Fatih Kaaffah Nusantara: 777-8030-777 atau 777-8099-777.

Informasi dan konfirmasi donasi hubungi: 0812-1377-7717.*