Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) menggelar acara peresmian penggunaan 9 fasilitas yang ada di Pondok Pesantren Nuu Waar, Setu, Kab Bekasi, Jawab Barat (10/04). Fasilitas-fasilitas tersebut terdiri dari: Rumah Sehat Nuu Waar AFKN Santriwan, Rumah Sehat Nuu Waar AFKN Santriwati, Supermarket Al-Fatih Kaaffah Nusantara, Kantin Al Fatih Kaaffah Nusantara Santriwan, Kantin Al Fatih Kaaffah Nusantara Santriwati, Homestay Guru, Homestay, Central Kitchen, serta Studio dan Media Center AFKN.

“Alhamdulillah, sejak menempati lokasi pesantren pada tahun 2012, kini Pondok Pesantren Nuu Waar terus melengkapi fasilitas bagi para santri. AFKN terus membangun dakwah dari Timur untuk Indonesia,” tegas Presiden Al-Fatih Kaaffah Nusantara, Ustadz M Zaaf Fadzlan Rabbany Garamatan.

Dalam sambutan singkatnya, Ustadz Fadzlan mengungkapkan beberapa nama yang banyak memberikan motivasi dalam perjalanan dakwahnya selama 40 tahun. “Di antara yang banyak memberikan motivasi adalah ayah, almarhum H Machmud Garamatan dan ibu, almarhumah  Siti Rukiah Iribaram,” ujar Ustadz Fadzlan. Selain itu, yang juga turut memberikan motivasi, salah satunya adalah almarhum Habib Ahmad Vadaaq.

“Beliau adalah guru terbaik yang banyak memberinya inspirasi dan motivasi dalam dakwah,” ungkap Ustadz Fadzlan.

Sebagai bentuk penghormatan kepada sang guru, dalam acara tersebut Ustadz Fadzlan menghadirkan anak beliau, Habib Muhammad Vadaaq. Hadir pula beberapa undangan yang juga banyak memberikan dukungan dalam perjalanan dakwah Ustadz Fadzlan, di antaranya: H Ir Agusman Effendi, Ustadz H Ahmad Fatahillah, H Sujasman Nur, Hj Ningrum Maurice, dan Hj Harlina Hardini.

“Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan, dijadikan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, dan dijadikan segala dukungan terhadap dakwah ini sebagai pembuka pintu-pintu surga. Dan yang telah wafat, dilapangkan kuburnya dan ditempatkan di sisi Allah SWT,” urai Ustadz Fadzlan dalam doa.

Selanjutnya, ustadz asal Patipi, Fakfak ini bercerita tentang alasan AFKN mendirikan pondok pesantren di Bekasi. Katanya, ketika mulai membangun jaringan dakwah di Pulau Jawa, ada permintaan kepada Ustadz Fadzlan dari sebuah pesantren di Bogor agar mengirimkan anak-anak dari Irian Jaya untuk dididik di pesantren tersebut. “Alhamdulillah, waktu itu saya mencari anak-anak dari Irian Jaya mendapatkan 20 anak. Langsung saya beli tiket dan dibawa pesantren,” aku Ustadz Fadzlan yang ketika itu

Sayangnya, belum lama berada di pesantren itu, pihak pesantren mengeluh dengan kebiasaan anak-anak yang punya jumlah porsi makannya besar. “Jika di kampung mereka biasa makan ubi besar-besar 5 buah, jadi kalau ketemu makan nasi jumlah bisa sangat banyak. Jatah beras yang mestinya bisa untuk seluruh santri, bisa ludes oleh 20 anak,” ulas Ustadz Fadzlan tersenyum.

Akhirnya, mulai dari situ Ustadz Fadzlan bersama istri mengontrak rumah untuk menampung anak-anak tadi yang dikembalikan oleh pihak pesantren. “Sejak itu, saya langsung mendidik anak-anak dan menerapkan tradisi puasa Sunnah kepada mereka. Hingga, akhirnya beberapa waktu mereka mulai terbiasa menyesuaikan dengan pola makan yang tidak berlebihan,” kenang Ustadz Fadzlan yang saat itu mengontrak beberapa rumah di Komplek Perumahan Pondok Hijau, Bekasi Timur.

Tantangan tidak sampai di situ. Ustadz Fadzlan menyampaikan, seiring waktu jumlah santri yang terus bertambah. “Mereka ini punya kebiasaan memanggil dengan suara yang keras. Terkadang warga di sana banyak yang protes. Sejak itu, mulailah untuk mencari tanah yang akan dijadikan pondok pesantren untuk pembinaan anak-anak dari Irian Jaya,” gagasnya.

Alhamdulillah, bermula dari mengontrak rumah, membeli sebidang tanah sedikit demi sedikit, AFKN telah membangun Pondok Pesantren Nuu Waar dan saat ini fasilitas di dalamnya terus dilengkapi. “AFKN telah memulai sebuah pekerjaan baru untuk keseteraaan anak-anak Timur dari Indonesia untuk menjadi anak bangsa yang mempunya ilmu, iman, dan al-Qur’an dalam jiwanya,” gugah Ustadz Fadzlan menyampaikan visi besarnya dalam dakwah.  

Semoga, tambahnya lagi, Pondok Pesantren Nuu Waar ini terus menorehkan sejarah dalam membuat perubahan anak-anak Irian Jaya yang kelak akan membanggakan Indonesia dari wilayah Timur.  

Di akhir acara, Ustadz Fadzlan meminta kepada Habib Muhammad Vadaaq, H Ir Agusman Effendi, Ustadz H Ahmad Fatahillah, H Sujasman Nur, Hj Ningrum Maurice, dan Hj Harlina Hardini untuk menandatangi prasasti peresmian tanda dimulainya penggunaan 9 fasilitas Pondok Pesantren Nuu Waar.

“Bismillah….Allahu Akbar…,” teriak pembaca acara saat satu persatu prasasti itu ditandatangi. Dan teriakan itu pula dikumandangkan oleh seluruh santri saat satu persatu pita yang berada di depan setiap ruangan resmi digunting.* Ahmad Damanik