Founder Al-Fahmu Institute, KH Dr Fahmi Salim, MA menyerahkan penghargaan kepada Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN atas terselenggaranya program Khatamul Qur’an 5500 Kali selama bulan Ramadhan. Piagam penghargaan tersebut diterima langsung oleh Presiden Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), KH M Zaaf Fadzlan Rabbany Garamatan.
Menurut Kyai Fahmi, jika ada kelompok, jamaah, atau pesantren yang masih ada kepedulian dengan al-Qur’an dengan senantiasa mengkajinya itu sebuah prestasi.
“Artinya, jangan melihat prestasi hanya dalam urusan materi. Kalau materi menjadi ukuran tidak akan ada habisnya, dan pemujaan terhadap materi itu hanya membawa pada kerusakan untuk bagsa dan negara,” tuturnya.
Oleh karena itu, ujar Kyai Fahmi, harus diberikan apresiasi kepada anak-anak bangsa yang mampu mengkhatamkan al-Qur’an. Terlebih sampai mengkhatamkan al-Qur’an selama bulan Ramadhan ini sampai 5500 kali. “Semoga langkah ini akan menyinari bumi Indonesia dengan pengamalan al-Qur’an,” harapnya.
Kyai Fahmi merasa yakin, ini juga yang akan meluruskan arah kiblat bangsa menjadi sebuah tatanan yang baik, serta mampu melahirkan pemimpin yang baik.
Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini mengatakan, membaca dan mengkhatamkan al-Qur’an akan memberikan manfaat dan kebaikan yang luar biasa besar. Kondisi kehidupan keumatan, kata Kyai Fahmi, akan semakin adem dengan sentuhan al-Qur’an.
“Berusaha memahami al-Qur’an dan memedomaninya dalam kehidupan akan memberikan keademan bagi alam semesta, baik dunia maupun akhirat,” urai penyandang gelar master (S2) bidang Tafsir dan Ilmu Al-Qur’an.
Lebih lanjut Kyai Fahmi mengaku, penyerahan penghargaan (award) ini adalah perdana dilakukan oleh Al-Fahmu Institute. “Ketika saya diundang untuk mengisi acara khataman Qur’an ini, terbersit ingin memberikan award untuk acara luar biasa ini. Ini harus ditiru oleh lembaga pendidikan Islam lainnya,” imbuh Kyai Fahmi.
Merayakan peringatan nuzulul al-Qur’an, kata Kyai Fahmi, tidak hanya sekedar lomba, tapi bagaimana mendidik santri untuk terus mengkhatamkan al-Qur’an dan mencetak kader untuk menjadi sosok “al-Qur’an berjalan”
“Gerakan yang ada di Pesantren Nuu Waar ini harus menjadi contoh bagi umat Islam dan lembaga pendidikan Islam lainnya secara Nasional. Khatam al-Qur’an 5500 kali tepat pada momentum malam 27 Ramadhan,” pungkas kyai muda kelahiran 22 Mei 1980 dari pasangan H. Salim Zubair dan Hj. Yatmi Salim.* Ahmad Damanik