BEKASI, AFKNNEWS–Masih dalam suasana bulan kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia, Pimpinan Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) KH MZ Fadzlan R Garamatan mengingatkan para santri tentang kemerdekaan sejati.
Menurut Kiai Fadzlan, kemerdekaan sejati manakala seseorang sudah terbebas atau menguasai hawa nafsu. Ketika seseorang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, maka sejatinya itu adalah penjajahan terbesar.
“Hawa nafsu menjadi penjajah terbesar. Padahal kita diberikan hak kemerdekaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ungkap Kiai Fadzlan kepada para santri baru-baru ini.
Manusia, jelas Kiai Fadzlan, diciptakan Allah dengan sebaik-baiknya. “Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” kata Kiai Fadzlan menyitir surat At-Tin ayat 3.
Manusia yang diciptakan Allah memiliki akar pikiran, maka semestinya tidak tunduk kepada hawa nafsu.
“Maka kita wajib memerangi penjajah, penjajahan hawa nafsu, kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan,” ungkap Kiai Fadzlan.
Ketika ada teman yang mengajak berjudi, maka itu bagian menawarkan penjajahan. Para santri harus keras menolaknya.
“Ada teman bawa kartu aja main. Itu penjajah. Itu menghinakan, merendahkan bahkan tempatnya paling terburuk,” tegas Kiai Fadzlan yang juga aktif sebagai pengurus Lembaga Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (LDK MUI) Pusat.
Menurut Kiai Fadzlan, sebagai santri harus mampu mengatur diri dengan kedisiplinan. Belajar dengan sungguh-sungguh. Tepat waktu, selalu berjuang untuk menambah ilmu.
“Insyaallah kemerdekaan itu akan mendapatkan istiqlal, kemerdekaan yang besar,” ujar Kiai Fadzlan.
Ilmu, lanjut Kiai Fadzlan, adalah hal penting. Maka tuntutlah ilmu dengan niat lurus.
“Jangan ikuti hawa nafsu. Perangi iblis,” kata Kiai Fadzlan.*