BEKASI, AFKNNEWS–Khotbah shalat Jumat pada 17 Januari 2025 di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat disampaikan oleh Ustaz Fadrin Amar Rumakway. Pada kesempatan ini Ustaz Fadrin menyampaikan keutamaan bulan Rajab.
Dikatakan Ustaz Fadrin, Rajab merupakan bulan mulia.Rajab diambil dari kata tarjib. Persamaan kata tarjib adalah takzim yang berarti mengagungkan dan memuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Ustaz Fadrin.
Pada masa jahiliyah, orang-orang kafir bakal menahan hasrat berperang, mencabut pedang pada bulan Rajab. “Dia tidak akan membunuh, meski dendam kesumat. Kenapa? Karena dia memuliakan bulan Rajab,” ungkap Ustaz Fadrin.
Ustaz Fadrin menilai, jika ada seseorang tetap melakukan maksiat, berbuat dosa pada bulan Rajab. Maka mereka lebih parah dari Abu Jahal maupun Abu Lahab.
Rajab ini disebut dengan syahrul asom yang bermakna bulan tuli. Disebut tuli karena saat itu tidak terjadi suatu konflik, peperangan. Oleh sebab itu, khatib mengajak jemaah memanfaatkan Rajab untuk meningkatkan ibadah. Diantaranya memperbanyak puasa sunnah.

“Diantara bulan mulia laksanakanlah puasa. Maka kalau ada orang yang banyak melaksanakan puasa, maka itu baik,” ujar Ustaz Fadrin.
Kemudian perbanyaklah sedekah, membaca Alquran, menjalin silaturahmi dan amalan kebajikan lainnya.
Memuliakan masjid merupakan langkah tepat mengisi bulan Rajab. Dalam sebuah kisah pada masa Rasulullah, ada seorang perempuan budak miskin berkulit hitam yang rajin membersihkan masjid. Hingga suatu hari ajalnya menjemput. Rasulullah tidak mengetahuinya.
“Kemudian Nabi mencari perempuan berkulit hitam itu. Nabi bertanya mana dia, kata mereka dia sudah menginggal ya Rasulullah. Kenapa kamu tidak memberitahukan kepadaku. Kata Rasulullah, tunjukan padaku mana kuburnya, mereka pun menunjukan kuburan perempuan itu,” ungkap Ustaz Fadrin.
Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun shalat jenzah di atas kuburan perempuan itu.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memuliakan masjid. “Kalau engkau orang susah, miskin, melarat, sapulah dan bersihkanlah masjid. Insyaallah nanti di padang mahsyar oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,” jelas Ustaz Fadrin.
Kemudian jika kita tidak mampu membangun masjid sendirian, maka kita bisa menyumbang sesuai kemampuan. Misalnya menyumbang keramik, tiang masjid dan lain sebagainya.
Atau kita bisa juga mengajak orang lain untuk rajin ke masjid. Itu merupakan bagian dari memuliakan masjid.
“Kalau engkau bukan orang kaya, tak ada uang, ajalah orang lain dengan ilmumu,” tegas Ustaz Fadrin.*