BEKASI, AFKNNEWS–Pembina Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) KH Muhidin Latuconsina menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025).
Pada kesempatan ini, Kiai Muhidin menyampaikan khotbah tentang shalat adalah tiang agama. “Shalat merupakan tiang agama, shalat harus dilakukan. Setelah Allah menjelaskan tentang Tauhid, maka Allah memerintahkan kepada manusia untuk shalat,” ungkap Kiai Muhidin kepada jemaah shalat Jumat.
Begitu juga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang Tauhid kepada para sahabat. Nabi juga menjelaskan tentang shalat. Kiai Muhidin lantas mengutip surat Thaha ayat 14. “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Musa Alaihissalam untuk bertauhid kepada Allah dan menegakkan shalat. Shalat merupakan tiang agama.
Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat berbeda dengan yang lain. Allah Isra dan Mirajkan Nabi ke langit. Sampai ke langit yang tujuh, sampai Sidratul Muntaha, baru Allah kemudian mewahyukan kepada Nabi Muhammad SAW tentang perintah shalat dari 50 shalat sampai ke 5 shalat yang Allah katakan tidak akan diubah lima waktu shalat itu. Ini wajib dilaksanakan, ini rukun Islam.
“Dan berat hukumannya bagi orang yang meninggalkan shalat,” tegas Kiai Muhidin.
Disebutkan, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat.” (HR Ahmad)
Shalat ini harus kita tegakkan. Ini syiar agama Islam yang besar. Ini yang bisa membedakan antara orang itu dia muslim atau kafir, dengan shalat. Sampai Nabi bersabda dalam hadits yang shahih, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad dan yang lainnya :
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ
“Antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat”. (HR Muslim, Ahmad dan yang lainnya)
Artinya ketika dia meninggalkan shalat, dia sudah masuk di ambang pintu kekafiran. Maka shalat ini harus ditegakkan. Maka sebagian ulama berpendapat kalau ada orang yang puasa dia tidak shalat, tidak sah puasanya, tidak akan diterima oleh Allah SWT. Banyak orang-orang dia puasa tapi tidak shalat.

Ketika seseorang tidak shalat. Tidak ada keberkahan dalam hidupnya, tidak ada ketenangan dalam hidupnya. Ketika orang meninggalkan shalat, hukumnya berat dalam Islam. Kenapa? Karena dia berada diambang pintu kekafiran ketika tidak shalat. Dan pasti sesat kalau orang sudah tidak shalat. Allah sebutkan dalam surah Maryam ayat 59 Allah berfirman:
۞ فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ
“Maka sesudah generasi mereka (generasi para Nabi dan Rasul), digantikan oleh generasi berikutnya, mereka menyia-nyiakan shalatnya dan mereka mengikuti hawa nafsu, maka mereka pasti kelak akan sesat.” (QS Maryam[19]: 59)
Di antara ahli tafsir menyebutkan bahwa itu tempat yang berada di jurang neraka. Tapi ada yang mengatakan “sesat”. Orang kalau sudah tidak shalat, sesat dia. Hukumannya di zaman dulu untuk orang yang tidak shalat, ulil amri memberikan hukuman. Bisa dipukul, bisa dipenjara. Bahkan dalam Mazhab Syafi’i dibunuh. Dan ini yang melaksanakan pemerintah.
Jadi, syiar Islam yang besar adalah shalat. Makanya Allah suruh menjaga shalat ini.
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
“Jagalah shalat-shalat yang lima waktu dan shalat wustha (ashar), dan berdirilah karena Allah dalam shalat dengan khusyu’.” (QS Al-Baqarah[2]: 238)
Shalat ini tiang agama. Harus kita tegakkan tiang agama ini. Kita, istri kita, anak kita, tegakkan shalat. Tidak ada kebahagiaan bagi orang-orang yang tidak shalat, tidak ada ketenangan, tidak ada keberkahan. Dan orang yang tidak shalat sudah pasti sesat menurut nash Alquran.