BEKASI, AFKNNEWS–Khotbah shalat Jumat (29/11/2024) di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat disampaikan oleh Ustaz Rizal Haqida. Pada kesempatan ini, khatib menyampaikan tentang hakikat dan keutamaan bersabar.
Awal khotbah, Ustaz Rizal mengutip perkataan Umar bin Khattab. “Tidaklah seseorang dikaruniai sesuatu yang lebih luas dan baik dibandingkan kesabaran.”
Beliau juga mengatakan, “Sebaik-baik kehidupan yang kami rasakan adalah dengan kesabaran. Seandainya kesabaran itu ada pada seseorang, niscaya ia akan menjadi orang yang mulia.”
Dikatakan Ustaz Rizal, di antara manusia, ada yang kuat bersabar dalam melaksanakan hal-hal yang mendatangkan manfaat. Ada pula yang lebih tegar dalam menghadapi hal-hal yang mendatangkan mudarat.
“Ada orang yang mampu bersabar dalam menahan beratnya ketaatan, tetapi tidak mampu menahan hawa nafsu untuk melanggar larangan. Ada juga yang lebih kuat bersabar mengekang diri dari perbuatan maksiat, tetapi kurang sabar dalam menjalankan ketaatan,” ungkap Ustaz Rizal.
Sebaliknya, lanjut Ustaz Rizal, ada yang mampu menahan diri dari pandangan haram tetapi tidak sabar untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Maka, manusia yang paling utama adalah mereka yang memiliki kesabaran dalam kedua hal tersebut.
Setidaknya, ada empat keutamaan sikap sabar. Pertama, mendapat kecintaan dari Allah Ta’ala. Kedua, Allah bersama orang-orang bersabar. Ketiga, shalawat, rahmat, dan hidayah bagi orang bersabar. Keempat, mendapatkan kedudukan tinggi di surga.
Menurut Ustaz Rizal, para ulama membagi sabar dalam tiga jenis. Pertama, sabar dalam Ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Melaksanakan ketaatan kepada Allah membutuhkan kesabaran, karena secara fitrah jiwa manusia sering enggan untuk beribadah dan taat,” jelas Ustaz Rizal.
Ada dua hal yang umumnya menyebabkan seseorang sulit bersabar dalam ketaatan. Pertama, karena rasa malas, seperti yang sering terjadi dalam pelaksanaan shalat. Kedua, karena sifat bakhil atau kikir, misalnya dalam menunaikan zakat dan infak.
Kemudian, jenis kedua sabar meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama dalam hal-hal yang mudah dilakukan namun mengandung dosa, seperti ghibah (menggunjing), berbohong, atau memandang hal-hal yang diharamkan.
Ketiga, sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah. Jenis kesabaran ini adalah kemampuan untuk tabah dan menerima ujian yang ditetapkan oleh Allah, baik berupa musibah materi, seperti kehilangan harta benda, maupun non-materi, seperti kehilangan orang yang dicintai.
“Ujian hidup datang dalam berbagai bentuk, dan kesabaran menghadapi ujian ini menguatkan iman dan menunjukkan keteguhan hati seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujar Ustaz muda ini.
Ustaz Rizal menjelasjan, sabar tidak identik dengan kepasrahan atau menyerah pada kondisi yang ada, atau dengan membiarkan diri terzalimi. Namun, sabar adalah sikap aktif untuk mengubah kondisi yang ada menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Oleh sebab itu, mari kita bersama-sama berusaha untuk menggapai sabar dengan meniatkannya ikhlas karena Allah, memperbanyak tilawah Al-Qur’an, memperbanyak puasa sunnah, mujahadatun nafs (berjuang melawan hawa nafsu), mengingat kembali tujuan hidup di dunia, serta membaca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in, maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.*