BEKASI, AFKNNEWS–Khotbah shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar edisi Jumat, 1 November 2024 mengangkat tema soal mempersiapkan kematian. Khotbah disampaikan oleh Muharam Marzuki Sarifudin santri Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN kelas 12.

Pada awal khotbah, santri asal Nusa Tenggara Timur ini menyampaikan surat Al Baqarah 28.

“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu
dikembalikan.”

Dikatakan Muharam, pada tafsir Ibn Katsir, dijelaskan bahwa ayat mengungkap akan kekuasaan Allah. Dan sungguh aneh orang yang ingkar kepada Allah sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah menjadikannya ada di muka bumi ini.

“Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita semua pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan kembali setelah kematian itu,” ungkap Muharam.

Dalam mempersiapkan kewajiban, setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan.

Pertama, beramal sebaik mungkin. Dalam Al-Quran, Allah berfirman dalam surat Al-Mulk ayat 1-2, “Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (1).”

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. (2)

“Seperti apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah, pekerjaan itu dilakukan dengan istiqamah,” kata Muharam.

Dalam hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit.

Kedua, menyiapkan amal yang terus mengalir pahalanya.

Menurut Muharam, diantara yang dapat dipersiapkan adalah dengan memperbanyak amal jariyah, ilmu yang
bermanfaat, serta mendidik anak menjadi anak yang sholeh yang dapat mendoakan orang tua kelak.

Sebagaimana hadits Rasulullah SAW. ”Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya.” (HR. Muslim).

Ketiga, erdoa agar diberikan husnul khatimah. Apakah itu husnul khatimah?

“Diantara tanda utama husnul khatimah ialah apabila ia mengucap kalimat “laa ilaaha illallaah” di akhir hayatnya,” jelas Muharam.

Dalam sebuah hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ maka dia akan masuk Surga.”

Indikator lainnya dari seorang yang husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik di akhir hidupnya.

Selain berusaha dengan segenap amal untuk mencapai husnul khatimah, kita juga harus berdoa agar Allah memberikan kita keistimewaan ini. Salah satu doa untuk meminta husnul khatimah adalah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Yusuf, yang terekam dalam surat Yusuf ayat 101, “(Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.

Pada khotbah kedua, Muharam mengingatkan agar setiap muslim selayaknya selalu mengingat bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara. Kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari kehidupan ini yang harus kita jalani dengan penuh keimanan.*