BEKASI, AFKNNEWS–Khotbah shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (11/10/2024) disampaikan oleh Mursyidul Umam. Khatib adalah santri kelas XI SMA Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada khotbahnya, Umam memaparkan tentang teladan dari kisah Ashabul Kahfi. Pada awal khotbah, Umam menyampaikan fenomena dan karakter generasi muda
“Masa muda adalah masa di mana nafsu atau syahwat sedang menggelora sehingga tidak jarang banyak pemuda yang terjerumus dalam kemaksiatan,” ungkap Umam.
Apalagi, jelas Umam, mereka yang telah terpengaruh oleh pandangan hidup hedonis. Seperti muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga.
“Pandangan itu jelas keliru karena tidak logis dan tidak berdasar,” tegas Umam.

Semboyan ini, kata Umam, keliru dan harus ditinggalkan karena tidak mendidik bahkan menjerumuskan.
Khatib Umam lantas memberikan contoh kisah pemuda Kahfi. Ashabul Kahfi adalah mama sekelompok pemuda beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi. Disaat orang lain menyembah berhala, pemuda Kahfi menolak keras. Maka raja murka.
“Dikejarlah mereka untuk dibunuh. Namun mereka selamat dari kejaran pasukan raja dengan bersembunyi di gua. Kisah tersebut terekam pada surat Al Kahfi ayat 10 hingga 13.
“Allah sengaja mengangkat kisah Ashabul Kahfi sebagai kisah teladan dari para pemuda yang memang layak untuk menjadi suri teladan dari generasi ke generasi. Apalagi di zaman sekarang dimana tingkat godaan lebih besar daripada zaman dahulu,” papar Umam.
Umam melanjutkan, Ashabul Kahfi yang terdiri dari tujuh pemuda menjadi contoh yang tidak menjadikan masa mudanya sebagai pembenar untuk bermaksiat kepada Allah dengan hidup berfoya-foya.
“Mudah-mudahan apa yang telah saya uraikan tersebut dapat bermanfaat khususnya untuk diri saya sendiri dan para jemaah pada umumnya. Dan lebih khusus bagi para pemuda,” harap Umam mengakhiri khotbah pertama.
Pada khotbah kedua, Umam mengisi dengan sejumlah doa.*