BEKASI, AFKNNEWS–Ustaz Badruttamam, S.Pd bertindak sebagai khatib pada shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2024).

Pada khotbahnya, Ustaz Badruttamam mengupas soal umur manusia. Dikatakan Ustaz Badruttamam, waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Sejatinya ini adalah peringatan bagi setiap manusia.

“Khususnya untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Waktu terus mengalir, umur terus berkurang,” ujar Ustaz Baduttamam kepada jemaah shalat Jumat.

Menurut Ustaz Baduttamam, waktu ibarat pedang. Mereka yang tidak pandai menggunakan maka akan melukai, tergilas oleh waktu.

“Kita tidak akan pernah tahu kapan waktu itu akan tiba. Yang pasti usia kita terkikis oleh pergantian waktu. Oleh karena itu, disisa usia yang diberikan Allah mari gunakan sebaik-baiknya,” ungkap Ustaz Baduttamam.

Kematian, lanjut Ustaz Baduttamam, tidak pernah berkompromi dengan usia. Anak-anak, tua, muda bila waktunya sudah tiba maka tidak bisa berbuat apa-apa.

Dikatakan Ustaz Baduttamam, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya oleh para sahabat perihal paling baik dan buruknya manusia. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa manusia terbaik adalah mereka yang oleh Allah diberikan umur panjang, kemudian digunakan untuk melakukan kebaikan.

“Sebaliknya, paling buruk manusia adalah mereka yang diberikan umur yang panjang, namun panjangnya umur tersebut digunakan untuk keburukan,” kata Ustaz Baduttamam.

Ustaz Baduttamam mengutip Hadist Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

وَفِي التِّرْمِذِي عَنْهُ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ: أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. قِيْلَ: فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwa ia pernah ditanya: siapakah paling baiknya manusia? Nabi menjawab: orang yang dikaruniai umur panjang dan baik (benar) perbuatannya. Ditanyakan lagi: Dan siapakah paling jeleknya manusia? Nabi menjawab: orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.”

Ustaz Baduttamam menilai, pergantian waktu adalah momentum untuk merenungkan hakikat umur yang telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Sudahkah tambahan umur menjadi perantara untuk melakukan kebaikan? Atau justru sebaliknya kemaksiatan terus bertambah,” ujar Ustaz Baduttamam.

Bertambahnya umur, jelas Ustaz Baduttamam, menjadi barometer keimanan seseorang. Karena orang-orang beriman harus bertambah kebaikannya seiring dengan bertambahnya umur.*