JAKARTA, AFKNNEWS–Dakwah Islam sejatinya ditujukan kepada setiap manusia. Dakwah tidak hanya ditujukan kepada mereka yang sudah berislam.
Hal ini disampaikan Presiden Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) KH MZ Fadzlan R Garamatan saat menjadi narasumber Diklat dan Pembinaan Mualaf yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (LDK MUI) di Aula Buya Hamka MUI, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).
“Dakwah yang paling utama ini, bukan hanya kepada orang Islam saja. Sementara saat ini orang Islam dakwah hanya kepada orang Islam saja,” ungkap Kiai Fadzlan.
“Pergi ke majelis taklim, ke majelis taklim. Sementara saudara kita yang belum Islam tidak pernah tersentuh dakwah agama kita. Padahal itu penting,” lanjut dai pedalaman asal Fakfak, Papua Barat ini.
Menurut Kiai Fadzlan, agama Islam ini penting untuk didakwahkan kepada orang yang belum Islam.
“Kenapa? Bapak ibu bisa lihat di surat 9 ayat 128,” ungkap Kiai Fadzlan.
Surat At Taubah ayat 128 berbunyi, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Maka, jelas Kiai Fadzlan, ketika kita bertemu dengan saudara kita yang bukan Islam, jangan bangun kebencian kepada mereka.
“Jangan menjauh diri dengan mereka,” tegas Kiai Fadzlan yang juga pengurus LDK MUI Pusat ini.
“Walau dirimu disakiti, walau dirimu dihina, walau dirimu difitnah. Tujuan kita tidak lain bagaimana memenangkan kepada jiwa yang belum tersentuh dua kalimat syahadat,” lanjutnya lagi.
Dikatakan Kiai Fadzlan, dakwah adalah tugas setiap muslim. “Itu tugas kita. Maka peran ini harus diambil semua orang yang mengaku Muslim,” ujar Kiai Fadzlan.
Di dunia ini, kata Kiai Fadzlan, ada empat kitab suci. Zabur diturunkan kepada Daud, Tarurat kepada Musa, Injil kepada Isa, Alquran kepada Muhammad.
“Sementara tiga suci sudah selesai masanya. Sekarang masanya Alquran,” jelas Kiai Fadzlan.
Pada kesempatan ini, Kiai Fadzlan juga bercerita pengalaman dakwah yang telah dilakukan puluhan tahun. Kiai Fadzlan kerap berdakwah di kalangan non-muslim. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian tertarik dan bersyahadat.
Peserta Diklat yang sebagian berstatus mualaf begitu antusias menyimak penjelasan Kiai Fadzlan.
Menurut Kiai Fadzlan, kegiatan serupa harus secara rutin dilaksanakan. “Saya kira kalau satu tahun satu kali terlalu lama. Paling tidak enam bulan sekali atau paling cepat tiga bulan sekali,” harap Kiai Fadzlan.
Kiai Fadzlan mengapresiasi LDK MUI yang telah menyelenggarakan pembinaan mualaf. “Kita bersyukur Majelis Ulama Indonesia melalui Lembaga Dakwah Khusus terus berperan membina mualaf dan para dai,” kata Kiai Fadzlan.*