BEKASI, AFKNNEWS–Gelak tawa santri mewarnai materi yang disampaikan pendongeng nasional Kak Ari Prabowo. Sesekali santri dibuat haru dengan kisah diceritakan Kak Ari.

Pada sesi hari keempat, Ahad (14/7/2024), Study Motivation Training (SMT) 2024 Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) ini, Kak Ari berbagi kisah-kisah inspiratif kepada ratusan santri.

Salah satu kisah yang disampaikan Kak Ari adalah kisah nyata ulama Suriah. Syaikh Hisyam Al Burhani.

Suatu hari ada seorang bapak tua penggali kubur di salah satu kompleks pemakaman masyhur di Damaskus. Pemakaman ini penuh dengan ulama, auliya, serta pahlawan (syuhada). Penggali kubur ini didatangi oleh seorang wanita. Wanita itu memintanya untuk menggali kubur.

“Tolong tuan, saya dibuatkan liang lahat yang tidak terlalu besar untuk anak saya,” kata Kak Ari meniru perkataan wanita dalam kisah itu kepada penggali kubur.

Tak lama setelah menggali kubur, wanita itu beserta beberapa pelayat yang tak banyak jumlahnya datang membawa jenazah. Jenazah ini diturunkan ke dalam liang lahat, namun tiba-tiba si penggali kubur ini melihat taman surga (raudatul jannah) yang indah. Si penggali kubur ini melihat jenazah ini diiringi malaikat.

“Masyaallah. Allahu Akbar. Raudatul jannah. Raudatul jannah,” kata penggali kubur.

Diceritakan Kak Ari, seketika bapak tua itu pingsan saking terkejutnya. Setelah siuman, penggali kubur itu terus memikirkan siapa gerangan jenazah anak kecil yang terpancar taman surga.

Selang beberapa lama, jelas Kak Ari, wanita itu datang lagi dan meminta ia menggali kubur lagi untuk anaknya yang lain. Penggali itu pun menggali kuburan lagi.

Lagi-lagi jenazah kedua ini memancarkan raudatul jannah.

“Bersinar, terang sekali. Raudatul jannah,” jelas Kak Ari.

Merasa penasaran dengan sosok kedua jenazah itu, penggali kubur itu mencari tahu kepada si wanita itu.

Siapa kedua jenazah itu? Apa yang mereka berdua lakukan sehingga mendapat karamah seperti ini?

“Aku menyaksikan demi Allah, wajahnya bersinar. Tubuhnya bersinar dan dikelilingi malaikat,” kata penggali kubur kepada wanita itu.

Ternyata jenazah pertama itu, semasa hidupnya dikenal gemar menuntut ilmu. Selalu di depan dalam menuntut ilmu. Tidak pernah tertinggal untuk menuntut ilmu. Anak ini sangat sayang dengan orangtuanya.

“Ternyata masyaallah, balasan orang yang menuntut ilmu itu seperti ini,” ujar Kak Ari.

Sementara menurut kisah itu, jenazah kedua adalah kakaknya yang bekerja sebagai tukang kayu dan menafkahkan hasilnya untuk adiknya yang seorang santri itu.

Kak Ari mendoakan para santri Nuu Waar dapat mengikuti jejak dari kisah tersebut.

Pada sesi lain, Kak Ari berkisah tentang keteladan Nabi Yusuf.

Kak Ari bercerita, ketika Yusuf masih anak-anak, Yusuf bermimpi melihat 11 bintang matahari dan bulan bersujud kepadanya. Ia pun menceritakan kepada ayahnya Nabi Yakub.

Nabi Yakub mendoakan Yusuf kecil agar cita-cita dalam mimpi itu dikabulkan. Kisah keteladan Nabi Yusuf lainnya adalah mampu menjaga kehormatan diri.

Kemudian, Kak Ari juga berbagi kisah inspiratif perjalanan ulama-ulama besar dalam menuntut ilmu.

Kisah-kisah inspiratif yang disampaikan Kak Ari ini disimak baik dan antusias oleh ratusan santri Nuu Waar peserta SMT.

Di sela-sela sesi, Kak Ari juga melakukan ice breaking untuk melatih fokus santri. Tak hanya itu, Kak Ari meminta santri menulis tekad yang ingin dilakukan selama belajar di Ponpes Nuu Waar.

“Kak Ari dulu bikin tekad. Tekad ini ditempel di dinding. Jadi ketika futur, Kak Ari bismillah bisa semangat lagi,” kata Kak Ari.*