BEKASI, AFKNNEWS–Santri Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dilatih untuk mampu berbicara di depan umum, berpidato (public speaking). Karena public speaking merupakan keahlian dasar yang mesti dimiliki seorang juru dakwah.

Salah satu cara melatih public speaking adalah memberi kesempatan santri putra menjadi khatib pada pelaksanaan shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pada pelaksanaan shalat Jumat, 26 Juli 2024, santri asal Banggai, Sulawesi Tengah Rizki Nur Hidayat (19) berkesempatan belajar menjadi khatib.

Tak hanya para santri Nuu Waar, pelaksanaan shalat Jumat juga diikuti masyarakat sekitar pesantren. Tentunya hal ini menjadi pengalaman berharga bagi Rizki.

Rizki Nur Hidayat.

Pada khotbahnya, Rizki menyampaikan tema kecintaan kepada Allah dan Rasulullah. Diungkapkan Rizki, ketika seorang hamba mencintai Allah dan Rasulullah maka telah merasakan manisnya iman.

“Manisnya iman itu dibuktikan dengan mendahulukan kepentingan Allah dan kepentingan Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,” ungkap Rizki.

Rizki lantas mengutip surat At Taubah ayat 24. “Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”

Suasana menjelang shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar AFKN.

Dikatakan Rizki, cinta adalah perjuangan. Perjuangan untuk sesuatu yang kita cintai. Cinta adalah pengorbanan, bagaimana kita mengorbankan sesuatu untuk yang kita cintai.

“Maka itu, jika kita mengaku cinta kepada Allah dan Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kita wajib mengorbankan segala sesuatu yang kita miliki. Harta kita, kekayaan kita, waktu kita hanya digunakan untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala,” jelas Rizki.

Menurut Rizki, dalam mencintai Allah dan Rasulullah, kita bisa mencontoh sahabat Nabi.

“Ketika kita mengaku mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala maka ikutilah apa yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam,” ujar Rizki.

Pada akhir khotbah pertama, Rizki mendoakan para jemaah yang hadir agar teguh dalam mencintai Allah dan Rasulullah.

Jemaah khusyuk mendengar khotbah Jumat yang disampaikan Rizki Nur Hidayat.

“Semoga kita menjadi golongan hamba-hamba yang mencintai Allah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,” kata Rizki.

Pada khotbah kedua, Rizki mengisi dengan doa.

Untuk diketahui, Pesantren Nuu Waar AFKN yang didirikan dai pedalaman asal Fakfak, Papua Barat KH MZ Fadzlan R Garamatan memberikan beasiswa penuh kepada para santri dan santriwati dari kawasan timur Indonesia. Pesantren Nuu Waar AFKN fokus pada program Tahfidz Quran yang nantinya para santri selesai lulus kembali ke kampung halaman untuk berdakwah Alquran.

Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi pada program pendidikan Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN bisa mendonasikan ke Bank Syariah Indonesia (BSI) atas nama Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dengan nomor rekening: 7733-777-707 (zakat), 7779-111-177 (infak), dan 7700-997-717 (wakaf).

Untuk konfirmasi donasi melalui WhatsApp di 0813-9967-9977.*