BEKASI, AFKNNEWS–Cecep Suparta Ngamelubun (20 tahun) mendapatkan pengalaman berharga yang bakal dikenang sepanjang hidupnya.
Santri Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) asal Sorong, Papua Barat Daya ini untuk pertama kali ditugaskan menjadi khatib shalat Jumat pada Jumat (23/8/2024).
Sebelumnya, saat sekolah di tingkat SMP atau SMA di Sorong Cecep sama sekali belum pernah berbicara atau berceramah di depan umum.
“Ceramah seperti kultum (kuliah tujuh menit) saya belum pernah. Ini kali pertama, langsung ditugaskan khotbah Jumat,” jelas Cecep ketika diwawancarai sesaat setelah shalat Jumat.

Rasa gugup melingkupi perasaan Cecep beberapa saat ia hendak naik mimbar. Tetapi dengan tekad kuat, Cecep tak menghiraukan perasaan manusiawi tersebut.
“Agak gugup. Tetapi tetap semangat. Pantang menyerah, karena ini proses,” kata Cecep.
Cecep yang merupakan santri program Imam dan Khatib menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tak hanya para santri, shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar diikuti pula oleh Pimpinan Ponpes KH MZ Fadzlan R Garamatan, para guru dan masyarakat sekitar.
Cecep mengaku mempersiapkan khotbah Jumat selama lima hari. Dibimbing para guru, Cecep berlatih menyampaikan materi khotbah Jumat.
“Persiapan lima hari. Materi khotbah, Ustaz Fauzi yang menyiapkan. Sebelum khotbah, saya latihan Jumat pagi. Yang disiapkan mental, keberanian,” ungkap Cecep.
Materi khotbah yang disampaikan Cecep bertema kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan Indonesia yang diraih para pejuang perlu disyukuri.

“Kemerdekaan dengan sikap qana’ah. Merasa cukup yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujar Cecep.
Kemerdekaan perlu disyukuri, karena banyak bangsa lain yang masih mengalami penjajahan. Seperti Palestina dan Rohingya.
“Palestina berjuang memerdekakan diri dari Zionis Israel. Etnis Rohingya juga. Sementara kita di sini sudah diberikan anugerah kemerdekaan,” ujar Cecep.
Rasa lega dirasakan Cecep setelah ia sukses bertugas. “Alhamdulillah, meski tadi sedikit gugup. Harapannya bisa menjadi orang bermanfaat. Insyaallah kedepan saya bisa menyiapkan materi khotbah sendiri,” kata Cecep.
Selain Cecep, ada santri lain yang mengikuti program kaderisasi Imam dan Khatib di Ponpes Nuu Waar AFKN. Untuk melatih jam terbang, santri secara bergilir bertugas menjadi khatib Jumat di Masjid Agung Nuu Waar.
Program Imam dan Khatib berlangsung selama tiga tahun. Program ini merupakan langkah Ponpes Nuu Waar dalam menyiapkan calon-calon imam dan khatib. Setelah lulus, para santri akan ditugaskan ke penjuru Nusantara bahkan ke luar negeri.
Pada program ini, Ponpes Nuu Waar tidak memungut biaya pendidikan sepeser pun. Bahkan biaya seperti pakaian, makan, asrama hingga ongkos santri pergi pulang dari daerah asal ditanggung Ponpes Nuu Waar.
Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi pada program pendidikan Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN bisa mendonasikan ke Bank Syariah Indonesia (BSI) atas nama Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dengan nomor rekening: 7733-777-707 (zakat), 7779-111-177 (infak), dan 7700-997-717 (wakaf).
Untuk konfirmasi donasi melalui WhatsApp di 0813-9967-9977.*