BEKASI, AFKNNEWS–Untuk meningkatkan kemampuan santri dalam berbahasa asing, Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengagendakan program Hari Berbahasa.

Program ini direncanakan mulai berjalan pada akhir Agustus dan berlangsung setiap Jumat.

“Insyaallah pelaksanaannya setiap hari Jumat. Hari Jumat itu sayyidul ayyam, hari tempat kita berkumpul umat Islam,” kata Mudir Ponpes Nuu Waar Ustaz Abdul Khaliq, SQ, MA, Kamis (8/8/2024).

Untuk langkah awal, setiap hari Jumat santri akan diwajibkan berbahasa Arab atau berbahasa Inggris. Bagi santri yang tidak berbahasa Arab atau Inggris di hari tersebut, maka diberikan sanksi.

Santri Nuu Waar AFKN sedang mengikuti kelas bahasa.

“Nanti akan dibuat struktur peraturan nya bagi santri yang tidak berbahasa di hari itu, apa sanksi-sanksinya. Nanti kepala bahasa yang akan mengatur baik ikhwan dan akhwat,” ungkap Ustaz Khaliq.

Ustaz Khaliq melanjutkan, “Ya seluruh santri yang ada di pesantren. Termasuk di asrama. Nanti kita buat areal bahasa. Semua yang masuk di situ, berbahasa Arab semua. Berbahasa Inggris semua.”

Menurut Ustaz Khaliq, Pimpinan Ponpes Nuu Waar AFKN KH MZ Fadzlan R Garamatan memiliki target santri Nuu Waar menguasai enam bahasa.

“Memang pimpinan Pesantren ingin enam bahasa. Ada bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Turki dan bahasa daerah,” jelas Ustaz Khaliq.

Dua orang santri (berdiri) sedang melakukan praktik percakapan bahasa Arab pada kelas bahasa.

Ustaz asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini optimis program Hari Berbahasa di Ponpes Nuu Waar terlaksana dalam waktu dekat. Dari sisi SDM, jelas Ustaz Khaliq, Ponpes Nuu Waar memiliki guru-guru dengan latar belakang kemampuan bahasa asing yang mumpuni.

“Bahasa Arab, Alhamdulillah kita kadernya rata-rata alumni pesantren. S1 nya jurusan pendidikan bahasa Arab. Ada juga alumni LIPIA,” kata Ustaz Khaliq yang merupakan lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta.

Begitu juga dengan SDM guru bahasa Inggris, Jepang maupun Mandarin.

“Ada beberapa guru kita ini, ketika di pesantren belajar tiga bahasa. Tidak hanya bahasa Arab dan Inggris saja, tetapi juga bahasa Mandarin termasuk bahasa Jepang,” jelas Ustaz Khaliq.

Kemampuan santri Nuu Waar dalam berbahasa asing ini perlu diasah terus, karena sebagai bekal berdakwah.

“Karena memang sasaran kita mau berdakwah di luar negeri, ya harus menguasai bahasa apa yang didakwahkan. Tentu menguasai bahasa mereka terlebih dahulu,” kata Ustaz Khaliq mengakhiri pembicaraan.

Untuk diketahui, Pesantren Nuu Waar AFKN yang didirikan dai pedalaman asal Fakfak, Papua Barat KH MZ Fadzlan R Garamatan memberikan beasiswa penuh kepada para santri dan santriwati dari kawasan timur Indonesia. Pesantren Nuu Waar AFKN fokus pada program Tahfidz Quran yang nantinya para santri selesai lulus kembali ke kampung halaman untuk berdakwah Alquran.

Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi pada program pendidikan Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN bisa mendonasikan ke Bank Syariah Indonesia (BSI) atas nama Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dengan nomor rekening: 7733-777-707 (zakat), 7779-111-177 (infak), dan 7700-997-717 (wakaf).

Untuk konfirmasi donasi melalui WhatsApp di 0813-9967-9977.*