Selama satu bulan lebih (14 Juli – 28 Agustus 2021), seluruh santri Pondok Pesantren Nuu Waar, Setu, Bekasi mengikuti Mukhayyam Al-Qurán dan Hadits. Menurut Mudir Ponpes Nuu Waar, Ustadz Abdul Khalik, SQ, Al-Hafizh, program ini merupakan bagian dari agenda rutin pesantren.

“Program Mukhayyam Al-Qur’an dan Hadits ini kita buat tiga kali setiap tahun, ditambah lagi dengan Program Kampung Ramadhan untuk pemantapan al-Qur’an,”ujar Ustadz Abdul Khalik.

 Dalam program ini, ustadz asal Lombok ini menjelaskan, para santri ditargetkan menghafal al-Qur’an sebanyak 5-7 juz dan Hadits sebanyak 50-250 Hadits Nabi SAW. “Selain itu, juga mereka dilatih untuk menghafal Kitab Matan Jurumiyah, sebuah kitab dasar dari ilmu Nahwu dalam bahasa Arab,” papar pria yang biasa disapa Ustadz Khalik.

Selanjutnya, Ustadz Khalik mengatakan bahwa program ini diikuti oleh para santri yang telah masuk pada tahapan menghafal juz ‘amm (juz 30). Santri yang masih tahapan belajar huruf di buku Iqro’ tetap fokus menyelesaikan tahapan itu. “Jadi, selama mukhayyam santri yang masih Iqro’ fokus belajar belajar huruf al-Qur’an,“ ujar Ustadz Khalik.

Selama program Mukhayyam Al-Qur’an dan Hadits, para santri dibimbing oleh 20 orang guru, terdiri dari 12 guru ikhwan dan 8 guru akhwat. “Sejak pagi hari para guru sudah mulai membimbing santri untuk menguasai hafalan al-Qur’an dan Hadits. Nanti selesai program, baru hasil hafalan santri akan direkap total hafalannya,” ulas Ustadz Khalik.

Menurutnya, ini adalah upaya pesantren untuk menghasilkan lulusan santri yang unggul dan siap masuk perguruan tinggi di Timur Tengah, seperti Universitas Islam Madinah, Universitas Al-Azhar Cairo, dan lain sebagainya. “Rata-rata hafalan untuk dapat masuk perguruan tinggi Islam bergengsi itu harus menguasai hafalan al-Qur’an dan Hadits,”terangnya.

Sementara ini, kata Ustadz Khalik, Ponpes Nuu Waar menargetkan santri lulusan dari SMA dapat mempunyai hafalan al-Qur’an sebanyak 15 juz dan ratusan Hadits. “Dengan bekal ini mereka siap menjadi kader ulama yang dapat masuk di perguruan-perguruan tinggi Islam di Timur Tengah,” harap Ustadz Khalik.

Untuk itu,  Ustadz Khalik berharap kepada seluruh santri agar lebih giat dan fokus mengikuti program ini. “Untuk para guru tetap mengikuti dan membimbing para santri dengan penuh kesabaran dan keikhlasan,” pungkas Ustadz Khalik.* (Ahmad Damanik/afknnuuwaar.com)