MOJOKERTO, AFKNNEWS–Presiden Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) KH MZ Fadzlan R Garamatan menjadi penceramah pada Silaturrahim ke 11 dan Tablig Akbar Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI Mojokerto, Jawa Timur, Ahad (25/8/2024).
Pada kesempatan ini, Kiai Fadzlan menyampaikan tentang esensi dakwah bagi perbaikan akhlak bangsa.
Menurut Kiai Fadzlan, sejatinya energi dakwah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada umat manusia adalah untuk memperbaiki akhlak.
![](https://afknnuuwaar.com/wp-content/uploads/2024/08/1000282809-1024x768.jpg)
Kemudian, jelas Kiai Fadzlan, fungsi dakwah selaras dengan lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya.
“Kenapa dakwah? Karena negara Indonesia menjamin. Lagu Indonesia Raya menjaminnya. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya,” ungkap dai asal Fakfak, Papua Barat tersebut.
Dengan dakwah, maka akan terbangun jiwa yang kuat. Namun faktanya, jelas Kiai Fadzlan, saat ini dakwah belum menjadi prioritas melebihi politik.
“Kita lihat sekarang ini, politik lebih besar daripada dakwah,” jelas Pimpinan Ponpes Nuu Waar AFKN Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini.
![](https://afknnuuwaar.com/wp-content/uploads/2024/08/1000282811-1024x768.jpg)
Ketika politik tidak terwarnai dakwah, lanjut Kiai Fadzlan, maka bermunculan pejabat maupun aparatur negara yang curang.
Diakui Kiai Fadzlan, dakwah Islam di penjuru Nusantara belum berjalan maksimal. Padahal negeri ini mayoritas muslim.
Kiai Fadzlan juga menyoroti para juru dakwah yang tidak sedikit masih mementingkan materi dalam berdakwah. Kiai Fadzlan banyak menemukan juru dakwah yang mementingkan urusan “amplop”.
![](https://afknnuuwaar.com/wp-content/uploads/2024/08/1000282813-1024x768.jpg)
“Banyak dai di kota-kota besar ketika diundang, bertanya berapa amlopnya? Bahkan sudah ada yang minta DP dibayar duluan. Nauzubillah min zalik,” ungkap Kiai Fadzlan.
Niat bengkok inilah yang menjadi penyebab dakwah tidak maksimal. “Esensi dakwah itu bukan karena amplopnya. Tapi bagaimana engkau menampilkan agama ini kepada orang dengan kecerdasan dan pencerahan,” ujar Kiai Fadzlan.*